Menang Tapi Kehilangan Pelukan

Saya dulu mengira menang adalah tujuannya. Saya duduk di layar setelah tengah malam, menatap gulungan berputar—setiapnya seperti denyut sunyi melawan gelap. Kelinci tak menari untuk saya; mereka berbisik. Mereka berkata: jika kau sabar cukup lama, kau akan mendengarnya—bukan pada jackpots atau hutan, tapi pada jeda di antara putaran. Saya bermain ‘Ling Rabbit’ selama berbulan—volatilitas rendah, CNY 20 per sesi—and never once hit the bonus. Saya tak butuh itu. Saya butuh ketenangan. Terapis saya bertanya kenapa saya terus bermain. Saya jawab: ‘Ini bukan soal uang. Ini soal cahaya bulan yang jatuh pada ubin porselen saat tak ada yang bangun.’ RNG tak bohong. Tapi saya lakukan—for years—percayalah itu benar. Saya berhenti saat tangan saya dingin. Sekarang saya memilih permainan dengan watermark—bukan emas—with gradasi lembut abu ke lavender. Di kota ini, kesendirian bukanlah ketiadaan. Ia hadir di ruang sunyi, dengan kopi dingin dan pikiran yang tak terucap. Kau tak menang dengan berputar lebih cepat. Kau menang dengan berhenti sebelum tergoda untuk mencoba lagi.